Untuk kesempatan ini sakingkule sedikit membahas kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1446 H -2024 M, hal ini mengambil Hikmah dari kegiatan Kegiatan di SDN Cikerut. Sakingkule mencoba menelaah dari kegiatan yg diselenggarakan pada event Ngeriung dan Marhabanan, berikut uraiannya;

Reriungan dan Marhabanan adalah dua tradisi yang sering dilakukan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia. Kedua tradisi ini tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga mengandung aspek pendidikan yang penting bagi masyarakat, terutama dalam konteks pembelajaran nilai-nilai Islam dan penguatan karakter, yang juga tersirat dari Surat BSKAP  031 tentang Profil Pelajar Pancasila dengan nilai-nilai Karakter didalam yakni; beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkeberatan global, bernalar kritis, dan  kreatif.

Lebih dalam kita pahami terkait reriungan dan Marhabanan dari sudut padang/konteks Pendidikan

Reriungan: Pembelajaran Kolektif dan Silaturahmi

Reriungan adalah tradisi berkumpul bersama untuk memperingati Maulid Nabi. Dalam konteks pendidikan, reriungan memiliki beberapa manfaat:

  1. Pembelajaran Kolektif: Reriungan sering diisi dengan ceramah agama, pembacaan sejarah Nabi Muhammad, dan diskusi tentang ajaran-ajaran Islam. Ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar secara kolektif dan memperdalam pemahaman mereka tentang Islam
  2. Penguatan Silaturahmi: Berkumpul bersama dalam reriungan memperkuat ikatan sosial dan silaturahmi antar anggota masyarakat. Ini penting dalam membangun komunitas yang harmonis dan saling mendukung
  3. Teladan Nabi: Melalui cerita dan kisah hidup Nabi Muhammad, peserta reriungan diajak untuk meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah. Ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang sangat penting

Marhabanan: Ekspresi Cinta dan Penghormatan

Marhabanan adalah tradisi melantunkan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad. Dari sudut pandang pendidikan, marhabanan memiliki beberapa aspek penting:

  1. Ekspresi Cinta dan Penghormatan: Melalui marhabanan, peserta diajarkan untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Ini membantu menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah sejak dini
  2. Pembelajaran Bahasa dan Seni: Marhabanan sering kali dilakukan dengan melantunkan syair-syair dalam bahasa Arab. Ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar bahasa Arab dan mengapresiasi seni islami
  3. Penguatan Iman: Melantunkan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad juga merupakan bentuk dzikir yang dapat memperkuat iman dan spiritualitas peserta.

Lebih lanjut sakingkule mencoba lemparkan bagaimana Mengajarkan nilai-nilai Maulid Nabi kepada generasi muda bisa dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif dan menarik. Berikut beberapa metode yang bisa diterapkan:

1. Cerita dan Kisah Inspiratif

Menggunakan cerita dan kisah hidup Nabi Muhammad SAW adalah cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai Islam. Cerita-cerita ini bisa disampaikan dalam bentuk buku cerita, video animasi, atau bahkan drama pendek yang dimainkan oleh anak-anak.

2. Kegiatan Praktis

Melibatkan anak-anak dalam kegiatan praktis seperti membuat kerajinan tangan bertema Maulid Nabi, lomba menulis puisi atau cerita tentang Nabi Muhammad, dan kegiatan sosial seperti berbagi makanan kepada yang membutuhkan. Ini membantu mereka memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan.

3. Pembelajaran Interaktif

Menggunakan metode pembelajaran interaktif seperti kuis, permainan edukatif, dan diskusi kelompok. Misalnya, membuat kuis tentang kehidupan Nabi Muhammad atau permainan yang mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang.

4. Marhabanan dan Shalawat

Mengajarkan anak-anak untuk melantunkan shalawat dan marhabanan. Selain sebagai bentuk ibadah, ini juga membantu mereka menghafal dan memahami makna dari shalawat yang dilantunkan.

5. Teladan dari Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, jadi penting bagi orang dewasa untuk menunjukkan perilaku yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

6. Media Digital

Memanfaatkan media digital seperti aplikasi edukasi, video YouTube, dan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan positif dan nilai-nilai Maulid Nabi. Konten yang menarik dan sesuai dengan minat anak-anak akan lebih mudah diterima dan diingat.

7. Kegiatan Rutin

Mengadakan kegiatan rutin seperti pengajian anak-anak, kelas tahfidz, dan kegiatan keagamaan lainnya yang disesuaikan dengan usia mereka. Ini membantu membentuk kebiasaan baik dan memperkuat pemahaman mereka tentang ajaran Islam.

Dengan metode-metode ini, diharapkan generasi muda dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Reriungan dan marhabanan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sarana pendidikan yang efektif. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai Islam dan karakter mulia dapat ditanamkan dan diperkuat dalam diri setiap peserta. Oleh karena itu, kedua tradisi ini perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian dari pendidikan agama dan karakter di masyarakat.

Sumber @sakingkule

Media Indonesia

NU Online Jabar

Islam Kaffah

Bincang Muslimah

Jawapos : NU Online Jabar