Dengan jumlah penduduk 280 juta dan 17 ribu pulau, seluas Eropa maka tak keliru bila memiliki jumlah pembantu Presiden yang banyak. Eropa saja yang terbagi menjadi puluhan negara dibangun oleh para pemimpin dan menteri yang jumlahnya ratusan bila dijumlahkan setiap negara menjadi satu.

Cara mengakomodir semua suku, semua problematika bangsa menjadi tindakan penting untuk menyelesaikan urusan rakyat yang masih belum optimal saat ini.

Infrastruktur antar pulau, antar Propinsi, antar Kabupaten Kota, Kecamatan dan Kelurahan yang masih timpang perlu segera diselesaikan dengan cepat sehingga merata di seluruh wilayah Indonesia.

Jalan tol, Bandara, Pelabuhan seharusnya menjadi tolak ukur kemajuan infrastruktur di daerah, jalan tol yang sudah selesai jatuh temponya gunakan retribusinya untuk membuat jalan tol lainnya.

Hubungan antar pulau bukan hanya pelabuhan yang dibangun namun sudah menggunakan bandara perintis sehingga lebih cepat terjangkau mobilitas rakyatnya untuk beraktifitas. Kemampuan membuat pesawat Indonesia sudah mumpuni, jadi cita-cita Bung Karno untuk menyatukan pulau-pulau di Indonesia sangat tepat bila Bandara dan Kapal terbang menjadi skala prioritas saat ini.

Di New Zealand, antar pulaunya sudah menggunakan pesawat sebagai angkutan utama, dengan landasan pendek itu bisa dilakukan untuk pesawat sejenis cessna dan merpati.

Indonesia sejahtera, maju, adil dan makmur akan segera terwujud dengan swasembada pangan di seluruh wilayah dengan program transmigrasi bukan urbanisasi. Para petani saat ini hanya sebagai penggarap lahan bukan memilikinya.

Potensi laut yang maha kaya, wajib menjadi perhatian karena potensinya sangat luar biasa untuk swasembada ikan, protein tinggi, rakyat sehat dan cerdas dengan Ikan komoditi ekspor di perbanyak komoditi dalam negeri terpenuhi.

Nelayan harus jadi tuan di lautnya sendiri, bukan malah ditembaki australia, vietnam, malaysia dan china serta philipina.

Ayo wujudkan kedaulatan di wilayah NKRI.